PERISTIWA-PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI DAN TERBENTUKNYA NKRI
Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajajahan. Bangsa Indonesia telah melewati peristiwa itu setelah pada
tanggal 17 Agustus 1945 memproklasikan kemerdekaan. Sejak saat itu
Indonesia berdaulat sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
A. KEKALAHAN JEPANG DAN KEKOSONGAN KEKUASAAN
Perang Dunia II terjadi setalah Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7
Desember 1941. Hancurnya Pearl Harbour, ternyata memudahkan Jepang
untuk mewujudkan citacitanya, yaitu membentuk ersekemakmuran Asia Timur
Raya. Daerah-daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia
berhasil diduduki oleh Jepang. Pembentukan Persekemakmuran Asia Timur
Raya berhasil diwujudkan, meskipun hanya untuk sementara.
Serangan Jepang ke
Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari 1942 dengan
mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Balikpapan yang merupakan daerah
yang kaya akan minyak bumi, jatuh ketangan Jepang 24 Januari 1942,
disusul kemudian Pontianak 29 Januari 1942, Samarinda 3 Pebruari 1942,
Banjarmasin 10 Pebruari 1942. Dalam perkembangannya, Jepang mulai
mengalami kesulitan, terutama setelah Amerika Serikat menarik sebagian
pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei 1942, serangan Jepang terhadap
Australia dapat dihentikan karena tentara Jepang menderita kekalahan
dalam pertempuran Laut Koral (Karang). Serangan Jepang terhadap Hawai
juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika Serikat dalam pertempuran di
Midway pada bulan Juni 1942. Kekalahan Jepang terhadap Sekutu, dengan
ditanda tanganinya perjanjian Post Dam, maka secara resmi Jepang
menyerahkan kekuasaan pada Sekutu. Dengan demikian di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini oleh bangsa Indonesia dimanfaatkan
untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Gambaran yang menunjukkan | perlucutan senjata ketika | Jepang menyerah pada Sekutu | (Sumber: Tugiyono, 1985). |
Setelah
kalian mengamati Gambar diatas dan menjawab beberapa pertanyaan di
atas. Coba bandingkan pemahaman kalian dengan paparan di bawah ini.
Tidak lama setelah serbuan bala tentara Jepang secara mendadak ke
pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour pada tanggal 8
Desember 1941, Amerika Serikat seakan-akan lumpuh. Dalam kenyataannya
Jepang tidak dapat melumpuhkan Amerika Serikat, bahkan Amerika bangkit
dan menjadi musuh yang paling berat bagi Jepang. Melihat fenomena ini
muncul pertanyaan apakah serangan Jepang terhadap Pearl Harbour itu
bukan langkah yang keliru (Lihat Onghokham, 1989: 163). Lebih-lebih
setelah lima bulan Perang Asia Timur Raya berkorbar, Amerika Serikat
telah dapat memukul balik Jepang. Dalam perang laut Karang (4 Mei 1942)
dan disusul dengan perang di Guadacanal (6 Nopember 1942), Jepang secara
berturut-turut menderita kekalahan. Kekalahan yang paling besar dialami
Jepang dalam pertempuran laut di dekat Kepulauan Bismarck (1
Maret 1943).
Untuk mengakhiri peperangan ini, maka pada
tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom yang pertama
di atas kota Hirosyima. Tiga hari kemudian, tanggal 9 Agustus 1945, bom
atom kedua dijatuhkan lagi di atas Nagasaki. Akibatnya bukan saja
membawa kerugian material, karena hancurnya kedua kota tersebut dan
banyaknya penduduk yang menemui ajalnya. Tetapi secara politis telah
mempersulit kedudukan Kaisar Hirohito, karena harus dapat menghentikan
peperangan secepatnya guna menghindari adanya korban yang lebih banyak
lagi. Hal ini berarti bahwa Jepang harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau Serikat. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada
tanggal 14 Agustus 1945. Menurut rencana, dengan mengambil tempat di
atas geladak kapal perang Amerika Serikat “Missouri” yang berlabuh di
teluk Tokyo ditandatangani kapitulasi penyerahan Jepang antara Jenderal
Douglas Mc Arthur dengan Hirohito pada tanggal 2 September 1945. Sebagai
tindak lanjut dari penyerahan itu, Sekutu mulai mengadakan
perlucutan senjata, memulangkan tentara Jepang dan mengadili penjahat
perang. Tugas di Indonesia dilaksanakan oleh tentara Inggris. Mengapa
tentara Inggris dan bukan tentara Amerika Serikat? Hal ini memang
dimungkinkan karena pada akhir tahun 1943 ditetapkan bahwa Pulau
Sumatera masuk dalam South East Asia Command (SEAC), di bawah Admiral
Inggris, Lord Louis Mountbatten yang pada waktu itu bermarkaskan di
India. Wilayah kepulauan lain masuk dalam South West Fasific Command di
bawah pimpinan Jenderal Amerika Serikat Douglas Mc Arthur, yang
berkedudukan di Australia.
B. PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Karena
terjadi kekalahan Jepang terhadap Sekutu dalam beberapa pertempuran
seperti yang disebutkan diatas, maka Jepang mulai ngobral janji. Janji
itu dikenal dengan janji kemereekaan. Bila bangsa Indonesia mau membantu
Jepang dalam menghadapi Sekutu, maka kelak kemudian hari akan diberikan
kemerdekaan. Untuk mengawalinya dibentuklah Badan yang bertugas
menyiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kemerdekaan yang dijanjikan.
Pemerintah Jepang membentuk BPUPKI yang dlam perkembangannya berubah
menjadi PPKI.
Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada
Sekutu tanpa syarat (unconditional surrender). Hal ini diumumkan oleh
Tenno Heika melalui radio. Kejadian itu jelas mengakibatkan pemerintah
Jepang tidak dapat meneruskan janji atau usahanya mengenai kemerdekaan
Indonesia. Soal terus atau tidaknya usaha mengenai kemerdekaan
Indonesia tergantung sepenuhnya kepada para pemimpin bangsa
Indonesia. Sementara itu Sutan Sjahrir sebagai seorang yang mewakili
pemuda merasa gelisah karena telah mendengar melalui radio bahwa Jepang
telah kalah dan memutuskan untuk menyerah pada Sekutu. Sjahrir termasuk
tokoh pertama yang mendesak agar proklamasi kemerdekaan Indonesia segera
dilaksanakan oleh Sukarno-Hatta tanpa harus menunggu janji Jepang.
Itulah sebabnya ketika mendengar kepulangan Sukarno, Hatta dan
Radjiman Wedyodiningrat dari Dalat (Saigon), maka ia segera datang ke
rumah Hatta dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia,
tanpa harus menunggu dari pemerintahan Jepang. Hatta tidak dapat
memenuhi permintaan Sjahrir maka diajaknya ke rumah Sukarno. Namun
Sukarno belum dapat menerima maksud Sjahrir dengan alasan bahwa Sukarno
hanya bersedia melaksanakan proklamasi, jika telah diadakan pertemuan
dengan anggota-anggota PPKI lain. Dengan demikian tidak menyimpang dari
rencana sebelumnya yang telah disetujui oleh pemerintah Jepang. Selain
itu Sukarno akan mencoba dulu untuk mengecek kebenaran berita kekalahan
Jepang tersebut.
C. PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Sikap
Sukarno dan Hatta tersebut memang cukup beralasan karena jika
proklamasi dilaksanakan di luar PPKI, maka Negara Indonesia Merdeka ini
harus dipertahankan pada Sekutu yang akan mendarat di Indonesia dan
sekaligus tentara Jepang yang ingin menjaga status quo sebelum
kedatangan Sekutu. Sjahrir kemudian pergi ke Menteng Raya (markas para
pemuda) bertemu dengan para pemuda seperti: Sukarni, BM Diah, Sayuti
Melik dan lain-lain. Kemudian dilaporkan apa yang baru terjadi di
kediaman Bung Hatta dan Bung Karno. Mendengar berita itu kelompok
muda menghendaki agar Sukarno-Hatta (golongan tua) segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Menurut golongan muda, tidak
seharusnya para pejuang kemerdekaan Indonesia menunggu-nunggu berita
resmi dari Pemerintah Pendudukan Jepang. Bangsa Indonesia harus segera
mengambil inisiatifnya sendiri untuk menentukan strategi mencapai
kemerdekaan. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu
ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal
15 Agustus 1945, pukul 20.30. Hadir antara lain Chaerul Saleh, Djohar
Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana, dan Alamsyah. Rapat
itu dipimpin oleh Chaerul Saleh dengan menghasilkan keputusan
tuntutan-tuntutan golongan pemuda yang menegaskan bahwa kemerdekaan
Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri. Segala ikatan,
hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus dan sebaliknya perlu
mengadakan rundingan dengan Sukarno dan Hatta agar kelompok
pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi. Setelah rapat dan
mengadakan musyawarah, maka diambil keputusan untuk mendesak Sukarno
agar bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya
sehingga lepas dari Jepang. Yang mendapat kepercayaan dari teman-temanya
untuk menemui Sukarno adalah Wikana dan Darwis.
Oleh Wikana dan Darwis, hasil keputusan itu disampaikan kepada
Sukarno jam 22.30 di kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur, No 56 Jakarta.
Namun sampai saat itu Sukarno belum bersedia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI. Di sini terjadi perdebatan sengit
antara Sukarno dengan Wikana dan Darwis. Dalam perdebatan itu Wikana
menuntut agar proklamasi dikumandangkan oleh Sukarno pada keesokan harinya.
Peristiwa
ini menunjukkan adanya ketegangan antara kelompok tua dengan
kelompok muda yang memiliki sifat, karakter, cara bergerak, dan dunianya
sendiri-sendiri. Perbedaan pendapat itu tidak hanya berhenti pada adu argumentasi, tetapi sudah mengarah pada tindakan pemaksaan dari golongan muda. Tentu saja semua itu demi kemerdekaan Indonesia.
Para
pemuda itu kembali mengadakan pertemuan dan membahas
tindakan-tindakan yang akan dibuat sehubungan dengan penolakan
Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih dipimpin oleh Chaerul Saleh yang
tetap pada pendiriannya bahwa kemerdekaan harus tetap diumumkan dan itu
harus dilaksankaan oleh bangsa Indonesia sendiri, tidak seperti
yang direncanakan oleh Jepang. Orang yang dianggap paling tepat untuk
melaksanakan itu adalah Soekarno-Hatta. Karena mereka menolak usul
pemuda itu, pemuda memutuskan untuk membawa mereka ke luar kota yaitu
Rengasdengklok, letaknya yang terpencil yakni 15 km ke arah jalan raya
Jakarta-Cirebon. Menurut jalan pemikiran pemuda jika
Soekarno-Hatta masih berada di Jakarta maka kedua tokoh ini akan
dipengaruhi dan ditekan oleh Jepang serta menghalanginya untuk
memproklamirkan kemerdekaan ini dilakukan. Pemilihan Rengasdengkolk
sebagai tempat pengamanan Soekarno-Hatta, didasarkan pada perhitungan
militer. Antara anggota Peta Daidan Purwakarta dan Daidan
Jakarta terdapat hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama.
Secara geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil. Dengan demikian
akan dapat dilakukan deteksi dengan mudah terhadap setiap gerakan
tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, baik yang datang
dari arah Jakarta, maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah. Tujuan
penculikan kedua tokoh ini selain untuk mengamankan mereka dari
pengaruh Jepang, juga agar keduanya mau segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang. Pada
dasarnya Soekarno dan Hatta tidak mau ditekan oleh anak-anak muda itu,
sehingga mereka tidak mau memproklamirkan kemerdekaan. Dalam suatu
pembicaraan dengan Shodanco Singgih, Soekarno memang menyatakan
kesediannya untuk mengadakan proklamasi segera setelah kembali ke
Jakarta. Melihat sikap Soekarno ini, maka para pemuda berdasarkan
rapatnya yang terakhir pada pukul 00.30 waktu Jawa jaman Jepang (24.00 WIB) tanggal 16 Agustus 1945 terdapat
keputusan
akan menghadakan penculikan terhadap Soekarno dan Hatta dalam rangka
upaya pengamanan supaya tidak terpengaruh dari segala siasat Jepang. Pada
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu Jepang) atau pukul 04.00
WIB penculikan (menurut golongan tua) dilaksanakan. Tidak diketahui
secara jelas siapakah yang memulai peristiwa ini. Ada yang mengatakan
Sukarni-lah yang membawa Soekarno-Hatta dini hari ke Rengasdengklok.
Menurut Soekarno Sjahrir-lah yang menjadi pemimpin penculikan dirinya
dengan Hoh. Hatta.
Di
Rengasdengklok inilah Bung Karno didesak untuk memproklamirkan
kemerdekaan. Menurut Diah gagasan ini semacam ilham. Di kota ini
diharapkan dapat dipergunakan sebagai tempat pemusatan kekuasaan
bersenjata yang akan merebut Jakarta setelah proklamasi.Walaupun sudah
diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap
dengan pendiriannya. Sikap teguh Soekarno-Hatta itu antara lain karena
mereka belum percaya akan berita yang diberikan oleh pemuda serta berita
resmi dari Jepang sendiri belum diperoleh. Seorang utusan pemuda yang
bernama Yusuf Kunto dikirim ke Jakarta untuk melaporkan sikap
Soekarno-Hatta dan sekaligus untuk mengetahui persiapan perebutan
kekuasaan yang dipersiapkan pemuda di Jakarta. Achmad Subardjo sibuk
mencari informasi kebenaran tentang penyerahan Jepang kepada Sekutu yang
tiba-tiba dikagetkan dengan hilangnya Soekarno-Hatta. Keberadaan
Soekano-Hatta akhirnya diketahui dari Wikana, saat itu juga Achmad
Subardjo datang ke Rengasdengklok dan berhasil menyakinkan para pemuda
bahwa proklamasi pasti akan diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehingga pada
tangal 16 Agustus 1945 malam hari Soekarno-Hatta dibawa kembali ke
Jakarta. Sementara itu di Jakarta telah terjadi kesepakatan antara
golongan tua, yakni Achmad Soebardjo dengan Wikana dari golongan muda
untuk mengadakan proklamasi di Jakarta. Laksamana Muda Maeda bersedia
untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan
kesepakatan itu Jusuf Kunto dari pihak pemuda dan Soebardjo yang
diikuti oleh sekretaris pribadinya mbah Diro (Sudiro) menuju
Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno. Semua ini dilakukan tidak lepas
dari rasa prihatin sebagai orang Indonesia, sehingga terpanggil untuk
menghusahakan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan
secepat mungkin. Namun sebelumnya perlu mempertemukan perbedaan pendapat
antara golongan tua dan muda. Untuk itu maka Soekarno dan Hoh. Hatta
harus terlebih dahulu kembali dari Rengasdengklok ke Jakarta. Rombongan
yang terdiri dari Achmad Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto
segera berangkat menuju Rengasdengklok, tempat dimana Soekarno dan
Moh.Hatta diamankan oleh pemuda. Rombongan tiba di Rengasdengklok pada
jam 19.30 (waktu Tokyo) atau 18.00 (waktu Jawa Jepang) atau pukul 17.30
WIB dan bermaksud untuk menjemput dan segeramembawa Seoekarno-Hatta
pulang ke Jakarta. Perlu ditambahkan juga, disamping Soekarno dan Hatta
ikut serta pula Fatmawati dan Guntur Soekarno Putra. Peranan Achmad
Subardjo sangat penting dalam peristiwa ini, karena mampu mempercayakan
para pemuda, bahwa proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya paling
lambat pukul 12.00 WIB. Ini dapat dikabulkan dengan jaminan nyawanya
sebagai taruhannya. Akhirnya Subeno komandan kompi Peta setempat
bersedia melepaskan Soekarno-Hatta ke Jakarta. Achmad Subardjo adalah
seorang yang dekat dengan golongan tua maupun muda,bahkan dia juga
sebagai penghubung dengan pemuka angkatan laut Jepang Laksamana Madya
Maeda. Dan melalui dia, Maeda menawarkan rumahnya sebagai tempat yang
amandan terlindung untuk menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik
yang sudah lama ditunggu-tunggu.
D. PENYUSUNAN TEKS PROKLAMASI
Bertitik
tolak dari keadaan yang demikian, kedudukan Maeda baik secara resmi
maupun pribadi menjadi sangat penting. Dan justru dalam saat-saat yang
genting itu, Maeda telah menunjukkan kebesaran moralnya. Berdasarkan
keyakinan bahwa kemerdekaan merupakan aspirasi alamiah dan yang tidak
terhindarkan dukungannya kepada tujuan kebebasan Indonesia. Di tempat
kediaman Maeda Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta teks prokamasi
ditulis. Kalimat yang pertama yang berbunyi “Kami rakyat Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi “Kami
bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” berasal
dari Achmad Subardjo. Kalimat kedua oleh Soekarno yang berbunyi
“Halhal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan
diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya”. Kedua kalimat ini kemudian digabung dan
disempurnakan oleh Moh. Hatta sehingga berbunyi seperti teks
proklamasi yang kita miliki sekarang.Sekarang timbullah masalah siapakah
yang akan menandatangani naskah proklamasi. Soekarno menyarankan agar
semua yang hadir menandatangai naskah proklamasi itu selaku “Wakil-wakil
Bangsa Indonesia”. Saran itu mendapat tantangan daripara
pemuda. Kemudian Sukarni selaku salah seorang pimpinan pemuda
mengusulkan, agar Soekarno-Hatta menandatangani atas nama bangsa
Indonesia. Usul ini diterima dengan suara bulat. Selanjutnya Soekarno
minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan tersebut.
E. PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Sebelum
teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan, terlebih dahulu
Soekarno menyampaikan pidatonya, lengkapnya sebagai berikut:
Saudara-saudara sekalian !
Saja
sudah minta saudara-saudara hadlir disini untuk menjaksikan satu
peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita
bangsa Indonesia telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita.
Bahkan telah beratus-ratus tahun ! Gelombangnja aksi kita untuk
mentjapai kemerdekaan kita itu ada naik dan ada turunnya, tetapi djiwa
kita tetap menudju kearah tjita-tjita.
Djuga di dalam djaman
Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak
henti-henti. Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita
menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnja kita
benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan
kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam
tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnja. Maka kami, tadi malam
telah mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari
seluruh Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat,
bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara ! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu. Dengarlah proklamasi
kami:
Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah yaitu kata tempoh diganti menjadi tempo, sedangkan wakil-wakil bangsa Indonesia diganti dengan Atas nama Bangsa Indonesia dan Djakarta 17-8-05 menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Teks Proklamasi ini akhirnya diproklamirkan pada hari Jumat Legi pada pukul 10.00 WIB di Jalan pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Dalam peristiwa proklamasi itu, disusunlah acara sebagai berikut:
- Pembacaan Proklamasi.
Disampaikan oleh Soekarno, kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat berbunyi:
Demikianlah, saudara-saudara !
Kita sekarang telah merdeka!
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah-air kita bangsa kita!
Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik
Indonesia, medeka kekal dan abadi.
Insya allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu! - Pengibaran bendera Merah Putih.
Pengibaran dilaksanakan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Namun secara spontan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, sehingga sampai sekarang pengibaran bendera Merah Putih dalam setiap upacara bendera selalu diiringi dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
- Sambutan Wali Kota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Peristiwa besar tersebut hanya berlangsung lebih kurang satu jam lamanya. Namun demikian pengaruhnya besar sekali, sebab perstiwa tersebut telah membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu bukan hanya sebagai tanda bahwa sejak itu bangsa Indonesia telah merdeka, tetapi di sisi lain juga merupan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik pembangunan bagi tertib hukum nasional, suatu tertib hukum Indonesia. Proklamasi kemerdekaan itu merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, serta untuk ikut membentuk “dunia baru” yang damai dan abadi, bebas dari segala penghisapan manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa lain.
F. MAKNA PROKLAMASI
Menurut
kalimat-kalimat yang terdapat di dalam teks Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945 berisi suatu pernyataan kemerdekaan yang memberi tahu kepada bangsa Indonesia sendiri dan kepada
dunia luar, bahwa saat itu bangsa Indonesia telah merdeka, lepas dari
penjajahan. Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk
mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, demikian
juga siap untuk mempertahankan negara yang baru didirikan tersebut. Hal
itu ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah
proklamasi
yang berbunyi: “Kami banga Indonesia, dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia”. Apabila ditelaah, maka proklamasi kemerdekaan
itu mengandung beberapa aspek:
- Dari sudut Ilmu Hukum, maka proklamasi atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah menghapuskan tata hukum kolonial untuk pada saat itu juga digantikan dengan tata hukum nasional (Indonesia).
- Dari sudut politik-ideologis, maka proklamasi atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah berhasil melepaskan diri dari segala belenggu penjajahan dan sekaligus membangun perumahan baru, yaitu perumahan Negara Proklamasi Republik Indonesia yang bebas, merdeka dan berdaulat penuh.
- Proklamasi Kemerdekaan ialah suatu alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah air, pemerintahan dan kebahagiaan rakyat.
- Proklamasi sebagai dasar untuk meruntuhkan segala hal yang mendukung kolonialisme, imperialisme dan selain itu proklamasi adalah dasar untuk membangun segala hal yang berhubungan langsung dengan kemerdekaan nasional.
- Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 juga dapat dipandang sebagai puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya. Perjuangan rakyat tersebut telah mengorbankan harta benda, darah dan jiwa yang berlangsung sudah sejak berabad-abad lamanya untuk membangun persatuan dan kesatuan serta merebut kemerdekaan bangsa dari tangan penjajah.
- Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertujuan untuk kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia. Agar kita bahagia, antara lain harus ada kesamaan diantara kita semua meliputi berbagai bidang misalnya bidang ideologi, bidang politik, bidang ekonomi, bidang hukum, bidang sastra kebudayaan, pendidikan dan lain-lain. Dengan berhasil diproklamirkannya kemerdekaan, maka bangsa dan negara Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de fakto maupun secara de yure.
G. DUKUNGAN DAERAH TERHADAP PEMBENTUKAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA.
Proklamasi Kemerdekaan telah dibentuk negara Republik
Indonesia. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh PPKI dalam rangka
untuk menyempurnakan Indonesia sebagai negara dengan pemerintahan yang
sah yaitu:
Pertama, pada tanggal 18 Agustus 1945
1). Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
2). Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden.
3). Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai lembaga legislatifnya.
Kedua, tanggal 19 Agustus 1945
1). Pembagian
wilayah Indonesia menjadi, terdiri atas 8 propinsi yaitu; Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Borneo (Kalimantan), Sulawesi, Maluku,
Sunda Kecil, dan Sumatra.
2). Pembentukan Komite Nasional Indonesia di daerah.
3).
Membentuk 13 kementrian yaitu; Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar
Negeri, Departemen Kehakiman, Departemen Keuangan, Departemen
Kemakmuran, Departemen Kesehatan, Departemen Pengajaran,Pendidikan dan
Kebudayaan, Departemen Sosial, Departemen Pertahanan, Departemen
Perhubungan, dan Departemen Pekerjaan Umum.
Ketiga, tanggal 22 Agustus 1945
1). Pembentukan Komite Nasional.
2). Pembentukan Partai nasional Indonesia,dan
3). Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
Kemerdekaan yang diproklamirkan tersebut ternyata
mendapat sambutan yang luar biasa dari daerah-daerah. Respon penting
yang perlu mendapat perhatian adalah dari Yogyakarta. Pada tanggal 5
September 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan Negeri
Ngayogyokarto Hadidingrat yang bersifat kerajaan sebagai Daerah Istimewa
dalam Negera Republik Indonesia. Penyambutan kemerdekaan terus terjadi, pada
tanggal 19 September 1945 terjadi dua peristiwa penting di tanah air
secara bersamaan. Di Surabaya terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama
Insiden Bendera di Hotel Oranye yaitu perobekan bendera tiga warna
(merah,
putih, dan biru) milik Belanda menjadi dua warna (merah putih). Di
Jakarta terjadi rapat raksasa di Lapangan IKADA (Ikatan Atletik
Djakarta) untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan . Untuk menghindari
terjadinya pertumpahan darah, maka Presiden Soekarno berkata;
”Percayalah rakyat kepada pemerintah Republik Indonesia. Kalau memang saudara-saudara percaya kepada pemerintah Republik yang akan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan itu, walaupun dada kami akan dirobek-robek, kami tetap akan mempertahankan. Maka berilah kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan tunduk kepada disiplin”.
”Percayalah rakyat kepada pemerintah Republik Indonesia. Kalau memang saudara-saudara percaya kepada pemerintah Republik yang akan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan itu, walaupun dada kami akan dirobek-robek, kami tetap akan mempertahankan. Maka berilah kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan tunduk kepada disiplin”.
Di Yogyakarta, perebutan kekuasaan
secara serentak dimulai tanggal 26 September 1945. Sejak pagi semua
pegawai instansi pemerintahan dan perusahaan-perusahaan yang dikuasai
oleh Jepang mengadakan aksi pemogokan. Mereka memaksa orang-orang
Jepang agar menyerahkan kantormereka kepada orang Indonesia.